Followers

Rabu, 11 Januari 2017

"Janji yang Digenapi"


Janji-Mu s’perti fajar di pagi hari
Yang tiada pernah terlambat bersinar
Cinta-Mu s’perti sungai yang mengalir
Dan ku tau betapa dalam kasih-Mu

Apabila kita mendengar kata janji Tuhan, sedikit atau bahkan banyak dari kita pasti ingat dengan lagu di atas. Tapi tahukah kita bahwa lagu ini berangkat dari sebuah pengalaman hidup yang sulit dan berat? Adalah Afen Hardiyanto. Afen saat ini tinggal di Malang bersama dengan istrinya, Ana Naomi dan kedua anaknya yang berumur 12 tahun dan 10 tahun, Vanessa Manuela Hardiyanto dan Victor Nathanael Hardiyanto. Afen dan istrinya berpacaran sejak duduk di bangku SMA. Awalnya hubungan mereka ditentang oleh pihak keluarga istrinya, namun mereka tetap menjalin hubungan sampai akhirnya mendapat restu untuk menikah. Tanpa disadari, ternyata Afen menyimpan kepahitan akibat penolakan yang pernah ia terima dari keluarga istrinya. Hal ini menyebabkan hubungan pernikahan mereka menjadi kurang harmonis. Dan dampak dari hal itu juga, muncul orang ketiga yang semakin memperkeruh hubungan pernikahan Afen dan istrinya. Afen bahkan pernah ada dalam masa begitu membenci istrinya, sudah tidak ada lagi kasih di sana. Namun meskipun itu yang terjadi, istrinya tidak pernah sekalipun membalas kekasaran yang ia terima dari Afen. Bahkan ia berpuasa ketika kehamilan anak keduanya. Namun apapun yang dilakukan istrinya, Afen tidak mempedulikannya, bahkan ia memulangkan istri dan anaknya pulang ke rumah orang tua istrinya. Orang tua Ana marah dan mengharapkan anaknya lebih baik bercerai saja.

Dalam situasi sendiri dan menjalani kehidupan seperti yang ia inginkan, suatu kali Afen ditegur oleh Tuhan. Teguran itu membuatnya sangat terluka. Ia begitu merindukan anaknya yang pertama, dan di saat itu juga hatinya hancur dan ia menangis sejadi-jadinya. Dan ketika hatinya hancur itu Afen mendapatkan notasi dalam kepalanya, dan ia menuliskan lirik serta notasi lagu “Janji-Mu s’perti Fajar”. Singkat cerita, lagu ini yang tadinya mau disimpan secara pribadi oleh Afen rupanya justru bisa dibagikan kepada orang banyak melalui pendeta gerejanya. Dan keluarga Afen pun juga pulih karena pertolongan yang Allah berikan dalam diri Afen, dan berdampak pada pemulihan di dalam keluarganya.

Saudara yang terkasih, pernahkah kita menyadari, di dalam hidup ini, hadiah apakah yang terbaik yang dimiliki oleh kita sebagai orang Kristen? Hadiah terbaik yang kita miliki adalah penyertaan Allah, dan itu adalah janji-Nya. Allah memberikan janji-Nya kepada manusia semenjak awal mula sejarah kehidupan manusia berlangsung. Ia berjanji bahwa Ia akan menolong dan menyertai manusia dalam setiap lika-liku yang manusia hadapi. Dan rupanya apa yang Allah katakan, berikan kepada manusia itu tidak hanya berhenti pada janji. Ketika kita berjanji pada orang lain, hal yang dapat membuat kita semakin dipercaya adalah ketika kita menepati janji kita itu. Begitu juga dengan Allah. Allah selalu mengulang-ulang janji-Nya bagi kita, meyakinkan kepada kita penyertaan dan pertolongan-Nya akan selalu ada. Dan itu tidak hanya berhenti pada kata-kata saja, Allah membuat janji itu menjadi kenyataan. Kita dapat melihat banyak contoh penyertaan Allah dalam kisah kehidupan manusia. Allah berjanji pada Nuh akan menyelamatkan keluarganya dari air bah, dan Allah membuatnya jadi. Allah berjanji pada Abram yang pada saat itu belum mempunyai keturunan bahwa keturunannya akan banyak seperti bintang di langit dan pasir di laut, dan Allah membuatnya jadi juga. Dan seperti contoh di awal juga yang sudah kita lihat bahwa penyertaan Allah yang luar biasa terjadi juga dalam kehidupan keluarga Afen Hardiyanto.

Saudara yang terkasih, seperti yang sudah dapat kita lihat bersama, janji-janji Allah itu sudah digenapi, sudah dipenuhi, sudah dijadikan nyata oleh-Nya. Tinggal kita sebagai umat kita mau membuka tangan kita dan meraih janji-janji itu atau tidak. Memang pergumulan hidup tidak akan habis, tidak akan hilang sama sekali. Tetapi saat itulah ketika kita mau dibetuk oleh Allah, maka kita akan menemukan penyertaan-penyertaan itu, pertolongan-pertolongan yang dari Allah sendiri. Dan ingatlah bahwa itu adalah hadiah terbaik bagi kita anak-anak-Nya. Janji Allah seperti fajar di pagi hari yang tiada pernah terlambat bersinar..

Selamat menghayati dan memegang janji-Nya, dan selamat menemukan penggenapan-penggenapan janji-Nya dalam hidup kita..

Tuhan Allah memberkati kita sekalian..



Jakarta, 26 Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar