Followers

Rabu, 11 Januari 2017

“Peka dan Hidup dalam Pembaharuan”


Tuhan selalu memberikan pembaharuan bagi kita. Pembaharuan yang seperti apa? Berikut ini adalah sebuah kisah pembaharuan Tuhan yang saya alami dalam bentuk sebuah penguatan bagi iman saya. Penguatan itu datang pada suatu malam, ketika seorang sahabat yang jauh di sana bertanya kepada saya mengenai ayat apa yang kira-kira tepat untuk dijadikan sebagai pedoman hidup untuk pengharapan. Maka dengan segera saya langsung membuka Alkitab saya. Hati saya mengatakan supaya saya membuka kitab Mazmur. Ketika saya menyusuri lembar demi lembar kitab Mazmur, akhirnya mata saya terpaku pada sebuah ayat yang sangat indah yang berbunyi demikian,

“Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku..” – Mazmur 62:2

Ketika mata, hati dan pikiran saya menggumuli ayat ini, saat itu juga laptop setia saya yang saat itu sedang memutar lagu-lagu rohani, memutarkan juga sebuah lagu pujian dengan lirik yang sama yang bersumber dari Mazmur yang sama, “Hanya dekat Allah saja aku merasa tenang.. Daripada-Nyalah kes’lamatanku.. Hanya Dia gunung batu dan kes’lamatanku”. Tiba-tiba hati saya terasa begitu sesak, air di dalam mata saya menetes keluar. Saya merasa bahwa saya adalah seseorang manusia yang tidak ada apa-apanya. Seorang manusia yang kerapkali lari dari pegangan tangan Allah. Padahal sudah sangat jelas apa yang Ia katakan, Ia dekat pada saya dan memberikan keselamatan bagi saya.

Saudara yang terkasih, kerapkali dalam kehidupan kita, kita menjalaninya dengan sekadarnya saja. Mungkin kita sering berkata, “Ah, memang sudah berjalannya demikian, maka rutinitas seperti inilah yang selalu saya lakukan”. Akibat dari merasa terlalu biasa dengan rutinitas itu, membuat pertumbuhan iman kita pun menjadi biasa. Dan dampak dari pertumbuhan iman yang biasa-biasa saja, atau bahkan tidak ada pertumbuhan, hanya stagnan saja, membuat hubungan kita dengan Allah pun menjadi biasa. Inilah yang membuat kita akhirnya merasa jauh dari Tuhan. Kesibukan yang padat dan segala rutinitas itu membuat kita lupa untuk menemukan anugerah-anugerah Tuhan yang begitu banyak jumlahnya dalam hidup kita. Kesibukan yang padat dan rutinitas itu membuat kita lupa bahwa kita bisa melakukan semuanya itu hanyalah karena kasih setia Allah yang selalu tercurah untuk kita.

Saudara yang terkasih, hidup yang stagnan dapat menjadi penghambat bagi pertumbuhan iman kita. Kita membutuhkan pembaharuan-pembaharuan dalam diri kita. Kita membutuhkan kompor-kompor untuk memanaskan penghayatan perjalanan iman dan hidup kita bersama Allah. Dan untuk bisa memperoleh pembaharuan itu syaratnya hanya ada satu, jadilah manusia yang peka. Seperti dalam pengalaman yang saya alami, saya belajar peka pada peringatan-peringatan dan perhatian yang Allah berikan bagi saya. Saya peka bahwa Allah sedang mengingatkan kepada saya, “Mari dekat kepada-Ku, anak-Ku”. Kadang kita mengandalkan pembaharuan itu bisa kita dapatkan dari orang lain, dari khotbah di gereja, dari orang-orang di gereja. Itu semua tentu perlu, sebagai jalan masuk, sebagai cara Tuhan mengingatkan kepada kita, seperti juga Tuhan memakai sahabat saya untuk mengingatkan saya. Tetapi meski begitu, hal yang lebih penting adalah kita pun juga harus peka terhadap peringatan Tuhan tersebut dan mau belajar untuk bertumbuh melalui peringatan-peringatan tersebut serta melakukan pembaharuan dalam hidup kita masing-masing.

Saudara yang terkasih, ya, memang Allah dekat. Ia memberikan begitu banyak tanda dalam kehidupan tentang betapa kasihnya Dia kepada kita. Ia menyediakan pembaharuan-pembaharuan dalam hidup kita agar kita semakin menjadi anak-anak-Nya yang dibaharui, bertumbuh dan dapat menjadi berkat bagi sesama kita yang lain. Pertanyaannya, maukah kita menerima itu semua dan mulai membuat pembaharuan-pembaharuan di dalam hidup kita agar hidup kita bisa menjadi berkat? Jawabannya ada pada tangan kita masing-masing..

Selamat semakin menghayati Masa Penantian, selamat menemukan tanda-tanda dari Allah dan selamat membuat pembaharuan-pembaharuan di dalam hidup kita..

Tuhan Allah memberkati kita sekalian..


Jakarta, 07 Desember 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar