Followers

Rabu, 11 Januari 2017

"Yesus Kristus Raja Sorgawi"


Pada suatu hari di sebuah kerajaan, bertahtalah seorang raja yang sangat bijaksana bernama Raja Sangrila. Meskipun ia begitu bijaksana, namun sangat disayangkan karena putra mahkota, putra satu-satunya yang ia miliki tumbuh sebagai anak yang tidak berbakti kepada orang tua. Ia kerapkali berbuat semau hatinya sendiri, tanpa mempertimbangkan nasehat-nasehat dari orang lain.

Pada suatu hari, putra mahkota berkumpul seperti biasa dengan teman-teman pemudanya. Mereka minum anggur dan mabuk-mabukan. Dalam kondisi mabuk berat, putra mahkota beradu mulut dengan salah seorang temannya dan mereka pun akhirnya bertarung. Keduanya yang sama-sama mabuk berat oleh anggur saling coba mengalahkan satu sama lain, hingga akhirnya putra mahkota mengambil botol anggur dan menghantamkannya pada kepala temannya tersebut. Teman tersebut pun roboh dan akhirnya meninggal. Peristiwa ini pun segera diketahui oleh orang-orang kerajaan. Menurut aturan kerajaan, bagi seseorang yang kedapatan membunuh, maka ia harus dijatuhi hukuman pancung. Raja Sangrila pun sangat bersedih atas kejadian itu. Meskipun tidak berbakti, namun putra mahkota adalah putra yang sangat ia sayangi. Namun di satu sisi, ia pun adalah seorang raja dan harus bersikap adil. Maka, atas pertimbangan yang berat, Raja Sangrila pun memerintahkan untuk memenjarakan putra mahkota dan ia juga akan dijatuhi hukuman pancung.

Pada hari sebelum hukuman pancung dijatuhkan, Raja Sangrila mendatangi putra semata wayangnya. Ia mohon ampun kepada anaknya atas peristiwa tersebut yang sesungguhnya sama sekali tidak diinginkannya terjadi. Lalu persis ketika jam hukum pancung akan dilaksanakan, putra mahkota yang kepalanya ditutupi kain dibawa ke panggung pancung. Banyak rakyat yang sudah menunggu di sekitar panggung itu. Ada yang tidak sabar menantikan hukuman itu, namun tidak sedikit juga dari mereka yang menangis. Lalu algojo pun mempersiapkan pedangnya dan... putra mahkota pun dipancung. Namun, betapa terkejutnya seluruh orang di tempat itu, ketika kain penutup kepala dibuka, maka yang mereka lihat adalah kepala raja mereka, Raja Shangrila. Ya, Raja Shangrila menukar posisi anaknya dengan dirinya sendiri. Dengan demikian keadilan telah dilaksanakan dan anaknya pun juga selamat.

Saudara terkasih, kisah ini mengingatkan kita pada seseorang yang melakukan hal serupa seperti yang Raja Shangrila lakukan. Ia menanggung kesalahan bahkan tidak hanya kesalahan satu orang, melainkan seluruh kesalahan manusia di dunia. Ya, Ia adalah Yesus, Tuhan kita. Apabila di atas salib-Nya bertuliskan “Inilah Raja Orang Yahudi”, namun sesungguhnya kekuasaan-Nya tidak hanya sebatas itu saja. Ia adalah Raja Sorgawi. Raja pemilik seluruh jagad dunia ini. Namun meskipun berstatus sebagai raja, itu tidak mengurungkan niat-Nya untuk turun ke dunia yang penuh dosa dan mau menukar dirinya sebagai ganti seluruh dosa kita. Ia adalah raja yang jauh lebih rendah hati daripada kita. Hati-Nya jauh lebih murni daripada kita manusia yang sering menganggap diri kita benar. Bersyukurlah karena kita memiliki raja yang bijaksana seperti Dia, Raja yang penuh kasih dan mengasihi kita tanpa syarat apapun! Yesus, Tuhan dan Raja kita senantiasa menyertai kehidupan kita. Amin!




Surabaya, 20 Oktober 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar